Hi, how are you? Bagaimana hari ke dua mu di Bandung?
Kau tahu tidak? Beda sekali rasanya di sini, tidak ada
dirimu.
Tidak terpikirkan olehku kalau pagi itu adalah terakhir
denganmu di Jogja.
Aku masih egois, aku masih seperti anak kecil. Aku
belum dewasa.
Hingga aku memutuskan tidak menemanimu berangkat ke
sana.
Aku masih sering memaksa kehendakku, aku sering
mengabaikan perasaanmu.
Aku sering lari menghindar, tapi kau hampir tidak
pernah mempermasalahkannya.
Jujur, aku merasa gagal menjadi seorang kakak untuk
diteladani.
Aku belum bisa membimbingmu dengan baik, aku belum bisa
memberikan yang terbaik untukmu.
Tapi kau selalu berusaha memahamiku, kau selalu
berusaha ada dan bisa saat aku membutuhkanmu.
Aku sedih, sedih sekali saat tahu kau akan pindah.
You move too soon, dear
We slept with mom few weeks ago
We slept together last Thursday
We slept with dad last Friday
Those all were in Jogja
Those all were in Jogja
Seiring bergantinya hari, sampai tak terasa semua itu
semakin berlalu
Ada kutipan, “Ketika Tuhan mengirimkanmu saudara perempuan,
maka kau akan selalu punya teman.”
Ya! Aku sungguh merasakan dan mengalami hal itu.
Sekarang aku bingung kepada siapa aku bercerita tanpa
harus menyembunyikan air mata.
Aku bingung kepada siapa lagi aku akan bercerita
tentang hal-hal yang berulang kali kuceritakan.
Aku bingung kepada siapa lagi aku bisa menanyakan dan
melakukan hal-hal bodoh dan tidak penting yang berulang kali aku tanyakan
padamu.
Maafkan aku yang sering marah kepadamu, kau pasti tahu
aku menyayangimu.
Aku hanya ingin kau bisa lebih baik dariku. Walau
seringkali aku menyampaikan dengan cara yang tidak tepat. Maaf.
Kita sering bertengkar, tapi kita akan selalu berdamai. Kita semakin bertambah usia, kita beradu pendapat, saling menunjukkan kelemahan dan kesalahan masing-masing. Tapi kemudian kita bersama lagi, sampai seterusnya.
Ah sudahlah, aku masih belum sanggup melanjutkan
coretan ini, mataku selalu berkaca-kaca, pipiku pun menjadi basah.
Kita pasti bertemu lagi.
Aku selalu berdoa yang terbaik, teristimewa untuk
perkuliahanmu,
semoga kau selalu dalam lindungan Tuhan.
Kita harus bisa membahagiakan mama bapak.
Ingatlah aku selalu mendukungmu dalam situasi apapun
Ingatlah aku selalu mendukungmu dalam situasi apapun
Dan aku akan selalu merindukanmu, di manapun dan
kapanpun.
Roma 12:10
Aku mengasihimu, Triana Mikhael Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar