Minggu, 21 Agustus 2016

God's hand



Lampung – Medan – Sipahutar – Tarutung – Riau – Yogyakarta – Bali – Bandung – Jakarta – Puncak – Bogor – Ponorogo – Kep.Seribu – Bogor – Solo – Magelang –  Sragen - Balige - Humbahas - Surabaya - Semarang


Amsal 23:18

Tuhan inilah hidupku, kuserahkan padaMu, segala cita-citaku masa depanku menjadi milikMu.
Your scenario is the best.






Kamis, 18 Agustus 2016

Little Sister



Hi, how are you? Bagaimana hari ke dua mu di Bandung?

Kau tahu tidak? Beda sekali rasanya di sini, tidak ada dirimu.
Tidak terpikirkan olehku kalau pagi itu adalah terakhir denganmu di Jogja.
Aku masih egois, aku masih seperti anak kecil. Aku belum dewasa.
Hingga aku memutuskan tidak menemanimu berangkat ke sana.
Aku masih sering memaksa kehendakku, aku sering mengabaikan perasaanmu.
Aku sering lari menghindar, tapi kau hampir tidak pernah mempermasalahkannya.
Jujur, aku merasa gagal menjadi seorang kakak untuk diteladani.
Aku belum bisa membimbingmu dengan baik, aku belum bisa memberikan yang terbaik untukmu.
Tapi kau selalu berusaha memahamiku, kau selalu berusaha ada dan bisa saat aku membutuhkanmu.

Aku sedih, sedih sekali saat tahu kau akan pindah.

You move too soon, dear

We slept with mom few weeks ago
We slept together last Thursday
We slept with dad last Friday
Those all were in Jogja

Seiring bergantinya hari, sampai tak terasa semua itu semakin berlalu 

Ada kutipan, “Ketika Tuhan mengirimkanmu saudara perempuan, maka kau akan selalu punya teman.”
Ya! Aku sungguh merasakan dan mengalami hal itu.
Sekarang aku bingung kepada siapa aku bercerita tanpa harus menyembunyikan air mata.
Aku bingung kepada siapa lagi aku akan bercerita tentang hal-hal yang berulang kali kuceritakan.
Aku bingung kepada siapa lagi aku bisa menanyakan dan melakukan hal-hal bodoh dan tidak penting yang berulang kali aku tanyakan padamu.
Maafkan aku yang sering marah kepadamu, kau pasti tahu aku menyayangimu.
Aku hanya ingin kau bisa lebih baik dariku. Walau seringkali aku menyampaikan dengan cara yang tidak tepat. Maaf.

Kita sering bertengkar, tapi kita akan selalu berdamai. Kita semakin bertambah usia, kita beradu pendapat, saling menunjukkan kelemahan dan kesalahan masing-masing. Tapi kemudian kita bersama lagi, sampai seterusnya.

Ah sudahlah, aku masih belum sanggup melanjutkan coretan ini, mataku selalu berkaca-kaca, pipiku pun menjadi basah.
Kita pasti bertemu lagi.
Aku selalu berdoa yang terbaik, teristimewa untuk perkuliahanmu,
semoga kau selalu dalam lindungan Tuhan.
Kita harus bisa membahagiakan mama bapak.
Ingatlah aku selalu mendukungmu dalam situasi apapun
Dan aku akan selalu merindukanmu, di manapun dan kapanpun.


Roma 12:10
Aku mengasihimu, Triana Mikhael Simanjuntak